JAKARTA, KOMPAS.com " Pemerintah tidak bisa lagi hanya memberikan reaksi yang normatif terkait kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2011). Aksi brutal tidak bisa dilawan dengan retorika belaka.
"Masyarakat menginginkan langkah yang lebih tegas dan nyata dari pemerintah. Langkah tegas pemerintah hari ini adalah investasi berharga untuk bangunan pluralisme bangsa ke depan," kata Ketua Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto, Senin (26/9/2011), di Jakarta. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita
bejubel market place terbaik indonesia keseluruhan dari sumber-sumber informasi.
Kasus bom bunuh diri di Solo yang menewaskan satu orang dan melukai 22 orang ini, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi bukti jika ancaman terorisme masih ada di Indonesia. Untuk itu, Presiden minta hukum ditegakkan dan rakyat dilindungi. Menurut Bima, pemerintah harus segera melakukan evaluasi serius terkait kinerja Badan Intelijen Negara dan kepolisian. "Berikan target waktu yang pasti bagi aparat untuk mengusut tuntas aksi bom bunuh diri di Solo, dan lakukan langkah antisipatif yang menyeluruh secara nasional," kata Bima. Pada saat yang sama, tutur Bima, pemerintah juga harus menyusun dan kemudian memegang teguh road map pemberantasan terorisme yang jelas, transparan, dan terukur. Program deradikalisasi teroris dari pemerintah harus dievaluasi total. Kinerja Badan Koordinasi Penanggulangan Teroris juga harus dibenahi. "Kementerian Agama harus menjadi agen pluralisme yang proaktif dengan diseminasi intensif terhadap nilai-keberagaman," kata Bima.
"Masyarakat menginginkan langkah yang lebih tegas dan nyata dari pemerintah. Langkah tegas pemerintah hari ini adalah investasi berharga untuk bangunan pluralisme bangsa ke depan," kata Ketua Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto, Senin (26/9/2011), di Jakarta. Jika Anda dasar apa yang Anda lakukan pada informasi yang tidak akurat, Anda mungkin akan tidak menyenangkan terkejut oleh konsekuensi. Pastikan Anda mendapatkan cerita
Kasus bom bunuh diri di Solo yang menewaskan satu orang dan melukai 22 orang ini, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi bukti jika ancaman terorisme masih ada di Indonesia. Untuk itu, Presiden minta hukum ditegakkan dan rakyat dilindungi. Menurut Bima, pemerintah harus segera melakukan evaluasi serius terkait kinerja Badan Intelijen Negara dan kepolisian. "Berikan target waktu yang pasti bagi aparat untuk mengusut tuntas aksi bom bunuh diri di Solo, dan lakukan langkah antisipatif yang menyeluruh secara nasional," kata Bima. Pada saat yang sama, tutur Bima, pemerintah juga harus menyusun dan kemudian memegang teguh road map pemberantasan terorisme yang jelas, transparan, dan terukur. Program deradikalisasi teroris dari pemerintah harus dievaluasi total. Kinerja Badan Koordinasi Penanggulangan Teroris juga harus dibenahi. "Kementerian Agama harus menjadi agen pluralisme yang proaktif dengan diseminasi intensif terhadap nilai-keberagaman," kata Bima.