PANGKAL PINANG, KOMPAS.com " Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengkritik pihak-pihak yang suka membiasakan diri mempersoalkan persoalan-persoalan yang ada, seperti kemiskinan dan lainnya. Oleh sebab itu, ia mengingatkan masyarakat Indonesia agar ikut membantu dan memberikan jalan keluar dari persoalan-persoalan tersebut. "Misalnya, masalah kemiskinan yang sekarang ini tengah dikurangi oleh pemerintah dengan berbagai program pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Akan tetapi, sekarang ini malah dipersolkan. Itu kan membuat masalah kemiskinan menjadi rumit dan malah menambah persoalan," kata Nuh, saat menjawab pertanyaan seorang guru dalam acara silaturahim Wakil Presiden Boediono dengan perwakilan pelajar dan guru sekolah menengah atas se-Kepulauan Bangka Belitung di SMK Negeri 3 Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (22/1/2011) siang tadi. Nuh tidak menyinggung siapa yang dimaksud suka mempersoalkan persoalan daripada ikut membantu menyelesaikan masalah itu. Meskipun tidak menyebutkan pihak yang suka mempersoalkan persoalan seperti kemiskinan, dalam catatan Kompas, kelompok yang baru saja disorot ikut mempersoalkan kemiskinan adalah para tokoh lintas agama yang menyatakan pemerintah harus jujur dalam penanganan masalah-masalah bangsa, seperti kemiskinan, penegakan hukum, dan lainnya. I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.
"Kalau membiasakan diri seperti itu, orang-orang yang seperti itu jika ingin meninggal tidak akan tersenyum," ujarnya disambut tawa peserta silaturahim. Nuh mencontohkan, "Coba Ibu, kan tadi bertanya bagaimana bisa meningkatkan kualitas sebagai guru. Nah, kalau kita mempersoalkan pertanyaan Ibu, tentu akan kita tanyakan lagi 'mengapa Ibu bertanya itu dan mengapa Ibu ada di sini,'" Akan tetapi, "Kalau saya mempersoalkan seperti itu, tentu pertanyaan Ibu yang sederhana dijawabnya itu akan semakin rumit dan menambah masalah. Betul, kan?" "Padahal, menjawab persoalan yang Ibu pertanyakan, cukup kita jawab, 'Ya pemerintah harus memberikan beasiswa bagi Ibu untuk kuliah lagi,'" katanya. Tentang kemiskinan, yang dipersoalkan, lanjut Nuh, sebenarnya tidak untuk dipersoalkan, apalagi didiskusikan. "Kalau dipersoalkan dan didiskusikan, tentu malah menambah persoalan," katanya. "Akan tetapi, jalan keluarnya bagaimana agar jumlah orang miskin itu dikurangi dengan signifikan," katanya seraya menjelaskan salah satu upaya pemerintah mengurangi kemiskinan dengan cara memutus mata rantai kemiskinan, dengan memberikan prioritas 20 persen terhadap siswa miskin yang berprestasi untuk diterima di universitas negeri.
"Kalau membiasakan diri seperti itu, orang-orang yang seperti itu jika ingin meninggal tidak akan tersenyum," ujarnya disambut tawa peserta silaturahim. Nuh mencontohkan, "Coba Ibu, kan tadi bertanya bagaimana bisa meningkatkan kualitas sebagai guru. Nah, kalau kita mempersoalkan pertanyaan Ibu, tentu akan kita tanyakan lagi 'mengapa Ibu bertanya itu dan mengapa Ibu ada di sini,'" Akan tetapi, "Kalau saya mempersoalkan seperti itu, tentu pertanyaan Ibu yang sederhana dijawabnya itu akan semakin rumit dan menambah masalah. Betul, kan?" "Padahal, menjawab persoalan yang Ibu pertanyakan, cukup kita jawab, 'Ya pemerintah harus memberikan beasiswa bagi Ibu untuk kuliah lagi,'" katanya. Tentang kemiskinan, yang dipersoalkan, lanjut Nuh, sebenarnya tidak untuk dipersoalkan, apalagi didiskusikan. "Kalau dipersoalkan dan didiskusikan, tentu malah menambah persoalan," katanya. "Akan tetapi, jalan keluarnya bagaimana agar jumlah orang miskin itu dikurangi dengan signifikan," katanya seraya menjelaskan salah satu upaya pemerintah mengurangi kemiskinan dengan cara memutus mata rantai kemiskinan, dengan memberikan prioritas 20 persen terhadap siswa miskin yang berprestasi untuk diterima di universitas negeri.