BOGOR, KOMPAS.com " Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku tak mengetahui adanya aspirasi sejumlah kader agar partai pemenang Pemilu 2009 itu menonaktifkannya. Hal ini terkait tudingan tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, M Nazaruddin, kepada dirinya. Sebelum dinyatakan bersih, para kader tersebut tak ingin Anas memimpin partai. "Saya tidak pernah dengar tuh, he-he-he. Nanti dicari yang terbaik," kata Anas kepada para wartawan di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/7/2011). Ke depan, Anas mengatakan, partai dengan slogan "Katakan Tidak pada Korupsi" tersebut akan melakukan introspeksi dan koreksi terkait ideologi politik yang cerdas, bersih, dan santun. Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan membaca sedikit lebih, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.
"Kalau ada yang kurang pas, itu yang kami perbaiki bersama-sama," sambungnya. Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Tengah Dani Sriyanto mengatakan, banyak kader partai yang sebenarnya menginginkan Anas dinonaktifkan. "Nazar ini orang timnya dia (Anas). Bagaimana kebenarannya? (Penonaktifan) bisa melalui kongres luar biasa atau cukup rakornas. Kalau ikuti prosedur hukum yang ada, akan lambat. Partai akan berada di ambang kehancuran," kata Dani. Namun, aspirasi ini tak disampaikan secara terbuka oleh para kader. Pasalnya, sambung Dani, banyak kader yang takut dijatuhi sanksi atau di-recall dari Parlemen. Dani mengaku banyak menerima telepon dan SMS terkait aspirasi ini. "Saya akan suarakan walaupun saya akan jadi korban. Saya siap jadi tumbal Partai Demokrat demi kebaikan partai," kata Dani.
"Kalau ada yang kurang pas, itu yang kami perbaiki bersama-sama," sambungnya. Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Jawa Tengah Dani Sriyanto mengatakan, banyak kader partai yang sebenarnya menginginkan Anas dinonaktifkan. "Nazar ini orang timnya dia (Anas). Bagaimana kebenarannya? (Penonaktifan) bisa melalui kongres luar biasa atau cukup rakornas. Kalau ikuti prosedur hukum yang ada, akan lambat. Partai akan berada di ambang kehancuran," kata Dani. Namun, aspirasi ini tak disampaikan secara terbuka oleh para kader. Pasalnya, sambung Dani, banyak kader yang takut dijatuhi sanksi atau di-recall dari Parlemen. Dani mengaku banyak menerima telepon dan SMS terkait aspirasi ini. "Saya akan suarakan walaupun saya akan jadi korban. Saya siap jadi tumbal Partai Demokrat demi kebaikan partai," kata Dani.