PKEANBARU, KOMPAS.com - Menteri Agama Suryadharma Ali mengklaim, kementerian yang dipimpinnya bukan sarang korupsi, karena jajarannya telah bekerja bersih. Klaim itu disampaikannya di hadapan para peserta Rapat Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Riau, Selasa (4/1/2011) malam. Raker yang dihadiri Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Gubernur Riau H Rusli Zainal, Kepala Kantor Kemenag Riau H Asyari Nur itu dirangkaikan dengan peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-65. Ia minta jajaran Kementerian Agama di daerah dapat bekerja bersih, sesuai koridor dan aturan yang berlaku. Menurut Suryadharma Ali, birokrasi pemerintahan dipahami sebagai sesuatu yang mudah menjadi sulit. Now that we've covered those aspects of mobil keluarga ideal terbaik indonesia, let's turn to some of the other factors that need to be considered.
Katanya, kalau ada pelayanan mudah, dibuat sulit. Kalau pelayanan singkat, dibuat panjang dengan sejumlah rekomendasi. Biaya murah menjadi mahal. "Ini tak boleh terus berlangsung," katanya. Pada 2011 ini, katanya, Kementerian Agama bekerja harus berorientasi pada hasil dan memberi manfaat. Bermanfaat pada peningkatan kualitas pendidikan, kerukunan beragama antarumat. Terkait dengan efesiensi, ia mengimbau kepada jajarannya untuk menghentikan cemooh kepada bangsa sendiri. Fenomena itu muncul terkait dengan adanya pegawai Kementerian Agama pergi seminar ke luar negeri. Ketika kembali ke tanah air, bukan upaya perbaikan kondisi di negeri sendiri, tetapi mencela. "Di sana begini, di sini malah jelek," kata Suryadharma Ali.
Katanya, kalau ada pelayanan mudah, dibuat sulit. Kalau pelayanan singkat, dibuat panjang dengan sejumlah rekomendasi. Biaya murah menjadi mahal. "Ini tak boleh terus berlangsung," katanya. Pada 2011 ini, katanya, Kementerian Agama bekerja harus berorientasi pada hasil dan memberi manfaat. Bermanfaat pada peningkatan kualitas pendidikan, kerukunan beragama antarumat. Terkait dengan efesiensi, ia mengimbau kepada jajarannya untuk menghentikan cemooh kepada bangsa sendiri. Fenomena itu muncul terkait dengan adanya pegawai Kementerian Agama pergi seminar ke luar negeri. Ketika kembali ke tanah air, bukan upaya perbaikan kondisi di negeri sendiri, tetapi mencela. "Di sana begini, di sini malah jelek," kata Suryadharma Ali.