Saturday, April 05, 2025

Thursday, June 30, 2011

Politisi Hanura "Walk Out"

Jika Anda memiliki minat bahkan melewati di topik
, maka Anda harus melihat pada informasi berikut. Artikel ini mencerahkan menyajikan beberapa berita terbaru tentang masalah
.
JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu anggota Panitia Kerja Mafia Pemilu dari Partai Hanura, Akbar Faisal mengungkapkan kekecewaannya dan kekesalannya mendengar rapat dengar pendapat yang menghadirkan mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati, di ruang rapat Komisi II, Kamis (30/6/2011) malam.

Menurut Akbar, Nurpati terus membantah padahal orang-orang terdekatnya dalam hal ini supir dan stafnya telah mengakui sesuai yang Nurpati perintahkan kepada mereka.

"Hasil KPU, Bawaslu, berbanding terbalik dengan penjelasan Ibu (Andi Nurpati). Orang-orang yang selama ini ada dekat dengan Anda, staf dan supir Anda membantah yang Anda sampaikan. Jujur saya enggak tahu siapa yang berbohong di sini. Biarkan masyarakat yang tahu bahwa lembaga tempat Anda berada saat itu ada melakukan kebohongan.Anda sungguh-sungguh dalam kesulitan saat ini," tutur Akbar, sebelum meninggalkan ruang rapat yang dipimpin Chairuman Harahap.

Bagaimana Anda bisa mencanangkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit kebijaksanaan yang mengubah segalanya.

Akbar meminta agar Panja juga nantinya merujuk pada hasil penyidikan kepolisian terkait kasus ini. "Saya tidak tahu, apalagi yang harus kita bahas, Kita desak saja kepolisian untuk mencari tersangkanya dan jangan cuma pada kasus ini," ujar Akbar.

"Ini sudah jelas ada yang berbohong di sini. Saya tidak sebutkan siapa. Anda boleh pada publik, tapi anda tidak bisa berbohong pada diri anda sendiri. Saya izin mau pulang, Ketua," tukas Akbar, sembari menyiapkan diri untuk meninggalkan ruangan rapat.

Selain membantah pernyataan Aryo dan juga Matnur, Nurpati juga membantah mendapat telepon dari mantan Panitera Mahkamah Konstitusi (MK), Zainal Arifin. Menurutnya, saat itu juru panggil MK, Masyhuri Hasan yang menelepon dan mengatakan akan membawa surat jawaban putusan MK itu. "Setahu saya yang menelpon itu Hasan, bukan Zainal," kata Nurpati.

Nurpati juga menyatakan tidak mengenal Panitera Pengganti MK, Nalom Kurniawan. Padahal Nalom yang saat ini duduk berada di belakang Nurpati dalam rapat itu menceritakan dengan detail pertemuannya dengan Nurpati dan Hasan di Gedung JakTV untuk menyerahkan surat itu.

"Saya waktu itu datang dengan Hasan. Hasan duduk di sofa dengan Ibu Andi Nurpati. Kemudian, Hasan menyerahkan map yang kemudian dibuka oleh Ibu Andi. Hasan juga memperkenalkan saya kepada Andi Nurpati. Saya berdiri tepat di depan sofa itu. Kemudian saya pulang duluan, karena Mas Hasan belum mau pulang, ia katakan dijemput adiknya. Jadi saya pulang duluan," papar Nalom.

Jangan membatasi diri Anda sendiri dengan menolak untuk mempelajari rincian tentang
. Semakin banyak Anda tahu, semakin mudah akan fokus pada apa yang penting.
Related Posts with Thumbnails
Powered By Blogger