JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar meminta agar aksi memperingati hari buruh internasional atau May Day digelar secara tertib tanpa ada kekerasan. Ia juga berharap, tahun berikutnya May Day diperingati dengan menggelar karnaval atau festival. "Saya bercita-cita ke depan perayaaan May Day ini dirayakan dengan karnaval atau festival," kata Muhaimin di Jakarta, Minggu (1/5/2011). Untuk mewujudkan hal itu, lanjutnya, memang membutuhkan waktu. Seperti halnya pemerintah memerlukan waktu untuk memenuhi semua kebutuhan para buruh. "Pemerintah terus berusaha memenuhi tuntutan, jadi harus sabar," kata Muhaimin yang juga Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu. Sekarang kita telah membahas aspek-aspek
, mari kita kembali kepada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
Seperti diberitakan, puluhan ribu buruh menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah daerah. Di Jakarta, aksi terpusat di Bundaran Hotel Indonesia dan sekitar Istana Negara. Mereka menuntut realisasi janji pemerintah yang mengatakan akan meningkatkan kesejahteraan buruh. Menanggapi aksi tersebut, Muhaimin tidak merasa terganggu. Menurutnya, aksi yang digelar setiap 1 Mei sudah merupakan tradisi rutin. "Pada dasarnya peringatan 1 Mei boleh saja dilaksanakan tiap tahun, dilaksanakan dengan berbagai variasi. Ada yang syukuran, ada yang demo," ungkapnya. Pemerintah, lanjutnya, akan menindaklanjuti tuntutan para buruh yang disampaikan secara massal setiap tahunnya itu. Muhaimin lantas menyebutkan, ada tiga langkah yang dilakukan pemerintah dalam menindaklanjuti tuntutan yakni menyempurnakan regulasi terkait outsourcing, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan pemenuhan hak-hak para pekerja. "Kita akan memberdayakan pengusaha, pemerintah, dan serikat kerja buruh," ujarnya. Terkait pembahasan Rancangan Undang-undang BPJS, menurut Muhaimin, pemerintah akan kembali melanjutkan pembahasan pada 9 Mei. "Akan kita perdalam lagi," ucapnya.
Seperti diberitakan, puluhan ribu buruh menggelar aksi unjuk rasa di sejumlah daerah. Di Jakarta, aksi terpusat di Bundaran Hotel Indonesia dan sekitar Istana Negara. Mereka menuntut realisasi janji pemerintah yang mengatakan akan meningkatkan kesejahteraan buruh. Menanggapi aksi tersebut, Muhaimin tidak merasa terganggu. Menurutnya, aksi yang digelar setiap 1 Mei sudah merupakan tradisi rutin. "Pada dasarnya peringatan 1 Mei boleh saja dilaksanakan tiap tahun, dilaksanakan dengan berbagai variasi. Ada yang syukuran, ada yang demo," ungkapnya. Pemerintah, lanjutnya, akan menindaklanjuti tuntutan para buruh yang disampaikan secara massal setiap tahunnya itu. Muhaimin lantas menyebutkan, ada tiga langkah yang dilakukan pemerintah dalam menindaklanjuti tuntutan yakni menyempurnakan regulasi terkait outsourcing, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan pemenuhan hak-hak para pekerja. "Kita akan memberdayakan pengusaha, pemerintah, dan serikat kerja buruh," ujarnya. Terkait pembahasan Rancangan Undang-undang BPJS, menurut Muhaimin, pemerintah akan kembali melanjutkan pembahasan pada 9 Mei. "Akan kita perdalam lagi," ucapnya.