JAKARTA, KOMPAS.com " Kelompok teroris Tauhid Wal Jihad pimpinan Sigit Qurdowi telah menyiapkan 22 bom pipa untuk melakukan aksi teror di sejumlah tempat. Dari 22 bom itu, 15 bom belum ditemukan pihak kepolisian. Sebanyak 22 bom pipa itu dirakit di rumah mertua Mochammad Syarif di Majalengka dan rumah kontrakan Ishak Andriana di Kota Cirebon. Tujuh bom di antaranya ditemukan di dalam Kali Soka, Plumbon, Cirebon. Bom itu dibuang oleh Mushola setelah aksi bom bunuh diri M Syarif di Masjid Adz-Dzikro di Markas Polres Kota Cirebon. "Masih ada 15 bom aktif lagi yang belum ditemukan. Bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan bom itu, mohon diinformasikan ke kepolisian terdekat," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam saat jumpa pers di Mapolresta Cirebon, Kamis (19/5/2011). Lihat berapa banyak Anda dapat belajar tentang
ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel baik diteliti? Jangan lewatkan pada sisa informasi yang besar ini.
Dari 15 bom pipa yang belum ditemukan, tujuh di antaranya sudah dirakit menjadi satu bom rompi seperti yang digunakan Syarif. Bom rompi yang digunakan Syarif berisi tujuh bom pipa. Bom-bom itu, kata Anton, akan digunakan untuk menyerang aparat pemerintahan. "Selain itu, untuk melakukan aksi penghancuran masjid-masjid dhiror atau masjid yang dibangun oleh orang-orang yang tidak berdasar kepada hukum Allah," ucap Anton. Masjid Adz-Dzikro merupakan salah satu masjid yang dinilai dhiror. Seperti diberitakan, Polri telah menangkap 13 tersangka yang terlibat dalam aksi teror di Cirebon dan Klaten, Jawa Tengah. Mereka adalah A Basuki, Arief Budiman, Andri Siswanto, Mushola, Ishak Andiana, Edy Triwiyanto, Ari Budi Santoso, Hari Budiarto, Jahim, Dzulkifli Lubis, Eko Ibrahim, Mardiasyah, dan Arifin. Dari kelompok mereka, tiga orang tewas, yakni Syarif (pelaku bunuh diri), Sigit, serta Hendro (tewas tertembak di Sukoharjo, Solo). Kepolisian masih memburu orang-orang terlibat lainnya.
Dari 15 bom pipa yang belum ditemukan, tujuh di antaranya sudah dirakit menjadi satu bom rompi seperti yang digunakan Syarif. Bom rompi yang digunakan Syarif berisi tujuh bom pipa. Bom-bom itu, kata Anton, akan digunakan untuk menyerang aparat pemerintahan. "Selain itu, untuk melakukan aksi penghancuran masjid-masjid dhiror atau masjid yang dibangun oleh orang-orang yang tidak berdasar kepada hukum Allah," ucap Anton. Masjid Adz-Dzikro merupakan salah satu masjid yang dinilai dhiror. Seperti diberitakan, Polri telah menangkap 13 tersangka yang terlibat dalam aksi teror di Cirebon dan Klaten, Jawa Tengah. Mereka adalah A Basuki, Arief Budiman, Andri Siswanto, Mushola, Ishak Andiana, Edy Triwiyanto, Ari Budi Santoso, Hari Budiarto, Jahim, Dzulkifli Lubis, Eko Ibrahim, Mardiasyah, dan Arifin. Dari kelompok mereka, tiga orang tewas, yakni Syarif (pelaku bunuh diri), Sigit, serta Hendro (tewas tertembak di Sukoharjo, Solo). Kepolisian masih memburu orang-orang terlibat lainnya.