Jakarta (ANTARA)- PT BRI Tbk., berencana menurunkan pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) dari sembilan persen menjadi delapan persen dengan meningkatkan jaringan-jaringan kerja dan layanan. BRI akan menurunkan bunga kredit dalam upaya mengurangi keuntungan dengan memperbanyak jaringan-jaringan dan pelayanan yang lebih prima, kata kepala Divisi Bisnis Mikro PT BRI, Windiartono, kepada pers di Tangerang, Rabu. Menurut dia, bunga kredit BRI yang saat ini berkisar 14 persen diperkirakan pada tahun depan akan bergerak turun. Penurunan bunga itu agar debitur dapat menyerap dana perbankan lebih besar lagi, katanya. Ditanya mengenai Kredit Usaha Rakyat, menurut dia, BRI telah menyalurkan kredit itu sebesar Rp1,4 triliiun. Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.
Pasar UMKM di Tangerang sangat besar dan menjadi tantangan bagi BRI untuk terus meningkatkan keberadaannya di pasar Tangerang, katanya. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 6,5 persen, sedangkan bank sentral di Eropa dan Amerika Serikat telah mematok bunga utamanya mendekati nol persen. Menurut dia, BI mempunyai kebijakan lain dalam hal ini, apabila suku bunga Eropa maupun Amerika Serikat turun, tidak serta merta BI menurunkan suku bunganya. BI melihat situasi dan kondisi pasar Indonesia yang sangat komplek, ujarnya. BI mempertahankan BI Rate, lanjut dia, dalam upaya menjaga investor asing tetap bermain di pasar domestik yang merupakan salah satu daya tarik untuk menahan mereka mengalihkan dananya ke pasar lain. Selain itu juga untuk mempertahankan likuiditas rupiah tetap terjaga, ujarnya.
Pasar UMKM di Tangerang sangat besar dan menjadi tantangan bagi BRI untuk terus meningkatkan keberadaannya di pasar Tangerang, katanya. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 6,5 persen, sedangkan bank sentral di Eropa dan Amerika Serikat telah mematok bunga utamanya mendekati nol persen. Menurut dia, BI mempunyai kebijakan lain dalam hal ini, apabila suku bunga Eropa maupun Amerika Serikat turun, tidak serta merta BI menurunkan suku bunganya. BI melihat situasi dan kondisi pasar Indonesia yang sangat komplek, ujarnya. BI mempertahankan BI Rate, lanjut dia, dalam upaya menjaga investor asing tetap bermain di pasar domestik yang merupakan salah satu daya tarik untuk menahan mereka mengalihkan dananya ke pasar lain. Selain itu juga untuk mempertahankan likuiditas rupiah tetap terjaga, ujarnya.