Jakarta (ANTARA News) - Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menganggap desakan Partai Demokrat agar Partai Golkar keluar dari koalisi sebagai `angin lalu`. Ia mengatakan itu kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, menyusul pertemuan `empat mata` sekitar satu jam (selang pukul 16.00 hingga 17.00 WIB)di Wisma Negara Jakarta. "Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua DewanPembina (Wanbim) Partai Demokrat (PD) dan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical), menyepakati Partai Golkar tetap di koalisi," ungkapnya. Itu artinya, lanjut Anggota Komisi III dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini, desakan PD agar Partai Golkar keluar koalisi menjadi `angin lalu`. Bambang Soesatyo juga memastikan, Susilo Bambang Yudhoyono dan Aburizal Bakrie pada pertemuan itu juga tidak membahas soal isu perombakan kabinet sebagaimana kencang dikumandangkan orang-orang PD. "Dalam pertemuan sejam lamanya, kedua tokoh utama dua partai besar di Indonesia ini bicara empat mata di Wisma Negara. Dan sama sekali tidak bicara soal perombakan kabinet atau `reshuffle`," ungkapnya lagi. Bambang Soesatyo menambahkan, pertemuan lebih membahas masalah prinsip tentang hubungan koalisi dalam membangun Pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Jika Anda tidak memiliki detail yang akurat tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah, maka Anda mungkin membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.
"Kalau pertemuan tadi tidak menemukan kesepakatan, maka Golkar berada di luar koalisi," tandasnya. Namun karena telah terjadi kesepakatan dengan Presiden tentang peran dan kedudukan anggota koalisi untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat tanpa pemaksaan kehendak demi melanggengkan kekuasaan, demikian Bambang Soesatyo, Golkar akhirnya tetap dalam koalisi. "(Makanya) di Parlemen Golkar akan tetap kritis pada Pemerintah. Akan ada perjanjian baru nanti yang akan dibuat," tegasnya. Namun, menurutnya, tetap menjamin adanya ruang perbedaan pendapat (di antara anggota koalisi, demi kepentingan rakyat banyak, bukan `status quo` kekuasaan). "Sikap kritis dilakukan semata-mata demi kesejahteraan rakyat, ekonomi kuat, demokrasi yang sehat dan komitmen terhadap pemberantasan korupsi," kata Bambang Soesatyo, Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar.(*) (M036/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com
Apakah ada benar-benar ada informasi tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah yang nonesensial? Kita semua melihat hal-hal dari sudut yang berbeda, sehingga sesuatu yang relatif tidak signifikan untuk yang satu akan sangat penting untuk yang lain.
"Kalau pertemuan tadi tidak menemukan kesepakatan, maka Golkar berada di luar koalisi," tandasnya. Namun karena telah terjadi kesepakatan dengan Presiden tentang peran dan kedudukan anggota koalisi untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat tanpa pemaksaan kehendak demi melanggengkan kekuasaan, demikian Bambang Soesatyo, Golkar akhirnya tetap dalam koalisi. "(Makanya) di Parlemen Golkar akan tetap kritis pada Pemerintah. Akan ada perjanjian baru nanti yang akan dibuat," tegasnya. Namun, menurutnya, tetap menjamin adanya ruang perbedaan pendapat (di antara anggota koalisi, demi kepentingan rakyat banyak, bukan `status quo` kekuasaan). "Sikap kritis dilakukan semata-mata demi kesejahteraan rakyat, ekonomi kuat, demokrasi yang sehat dan komitmen terhadap pemberantasan korupsi," kata Bambang Soesatyo, Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar.(*) (M036/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com