JAKARTA, KOMPAS.com " Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gus Dur, Yenny Wahid, menganggap kepindahan para kiai PKB ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan sesuatu yang wajar. Hal itu mengingat adanya konflik berkepanjangan di tubuh PKB yang berujung pada pecahnya PKB menjadi dua kubu, yakni kubu Yenny dan Muhaimin Iskandar. I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.
"Negara ini negara demokratis. Kalau lihat konteks PKB, kita bisa memahami. Para kiai capek dengan konflik yang terjadi terus di PKB," kata Yenny seusai menghadiri diskusi di The Wahid Institute, Jakarta, Senin (28/2/2011). Menurut Yenny, para kiai tersebut membutuhkan tempat menyalurkan sikap politik mereka sehingga kepindahan mereka tidak dapat disalahkan. Kendati demikian, sebagai pimpinan PKB Gus Dur, Yenny akan berupaya merangkul para kiai yang hengkang tersebut agar kembali ke partainya. Namun sebelumnya, dia akan mengupayakan untuk menjadikan PKB Gus Dur sebagai partai berbadan hukum, agar ada kepastian ikut Pemilu 2014. "Saya akan selalu sowan-sowan. Cuma kalau PKB Gus Dur persoalannya adalah belum ada legalitas. Kami berharap setelah legal, kami bisa lebih konkret lagi. Kalau sekarang percuma saja menawarkan," ujarnya.
"Negara ini negara demokratis. Kalau lihat konteks PKB, kita bisa memahami. Para kiai capek dengan konflik yang terjadi terus di PKB," kata Yenny seusai menghadiri diskusi di The Wahid Institute, Jakarta, Senin (28/2/2011). Menurut Yenny, para kiai tersebut membutuhkan tempat menyalurkan sikap politik mereka sehingga kepindahan mereka tidak dapat disalahkan. Kendati demikian, sebagai pimpinan PKB Gus Dur, Yenny akan berupaya merangkul para kiai yang hengkang tersebut agar kembali ke partainya. Namun sebelumnya, dia akan mengupayakan untuk menjadikan PKB Gus Dur sebagai partai berbadan hukum, agar ada kepastian ikut Pemilu 2014. "Saya akan selalu sowan-sowan. Cuma kalau PKB Gus Dur persoalannya adalah belum ada legalitas. Kami berharap setelah legal, kami bisa lebih konkret lagi. Kalau sekarang percuma saja menawarkan," ujarnya.
