JAKARTA,KOMPAS.com " Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Sabtu (19/2/2011), meluncurkan Institut Gerakan Rakyat untuk Keadilan (Institut Gerakan). Institut Gerakan dibangun atas keprihatinan dan kegelisahan kalangan muda terhadap berbagai permasalahan negara ini, antara lain korupsi, kolusi, nepotisme, dan pelanggaran hak asasi manusia, yang telah menodai jati diri bangsa. Institut ini bertekad memberikan solusi untuk masalah bangsa, bukan mengutuk. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan partisipasi publik pada upaya demokratisasi Indonesia. Peluncuran Institut Gerakan dihadiri oleh KepalaLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim, Ketua Dewan Penasihat ICMI Jimly Asshiddiqie, pengamat politik LIPI Ikrar Nusa Bhakti, dan pengamat politik Reform Institute Yudi Latif. Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to mobil keluarga ideal terbaik indonesia than you may have first thought.
"Institut Gerakan hadir karena kegelisahan anak bangsa atas masalah-masalah bangsa ini. Kami membentuk ini bukan untuk mengutuk kegelapan negara ini, melainkan ingin memberikan solusi untuk kemajuan bangsa, apa yang bisa kami lakukan untuk bangsa," ucap Direktur Eksekutif Institut Gerakan Ahmad Nasir Siregar di Auditorium Widya Graha, Gedung LIPI. Jimly Asshiddiqie menyatakan rasa penghargaannya terhadap pembentukan Institut Gerakan. Menurut dia, semangat untuk bergerak harus dipelihara karena selama ini justru meluntur. Gerakan, dia melanjutkan, penting untuk mengarahkan bangsa ke arah dan tujuan yang tepat. "Semangat untuk bergerak itu harus kita pelihara karena selama ini luntur. Saya sangat menghargai institut ini. Mudah-mudahan ikut menggerakkan dinamika bangsa ini untuk berkembang. Sebuah gerakan harus mengarah ke arah yang tepat dan mengalami kemajuan. Kita tidak boleh mundur," kata Jimly saat menjadi pembicara dalam peluncuran Institut Gerakan. Institusi Gerakan akan membuat program diskusi dwimingguan yang membahas masalah mendasar, antara lain politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, serta pertahanan dan keamanan. Target peserta diskusi antara lain unsur pimpinan partai politik, pejabat pemerintah (eksekutif) dan legislatif, akademisi, peneliti, praktisi, pemerhati politik, organisasi kepemudaan, serta wartawan.
"Institut Gerakan hadir karena kegelisahan anak bangsa atas masalah-masalah bangsa ini. Kami membentuk ini bukan untuk mengutuk kegelapan negara ini, melainkan ingin memberikan solusi untuk kemajuan bangsa, apa yang bisa kami lakukan untuk bangsa," ucap Direktur Eksekutif Institut Gerakan Ahmad Nasir Siregar di Auditorium Widya Graha, Gedung LIPI. Jimly Asshiddiqie menyatakan rasa penghargaannya terhadap pembentukan Institut Gerakan. Menurut dia, semangat untuk bergerak harus dipelihara karena selama ini justru meluntur. Gerakan, dia melanjutkan, penting untuk mengarahkan bangsa ke arah dan tujuan yang tepat. "Semangat untuk bergerak itu harus kita pelihara karena selama ini luntur. Saya sangat menghargai institut ini. Mudah-mudahan ikut menggerakkan dinamika bangsa ini untuk berkembang. Sebuah gerakan harus mengarah ke arah yang tepat dan mengalami kemajuan. Kita tidak boleh mundur," kata Jimly saat menjadi pembicara dalam peluncuran Institut Gerakan. Institusi Gerakan akan membuat program diskusi dwimingguan yang membahas masalah mendasar, antara lain politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, serta pertahanan dan keamanan. Target peserta diskusi antara lain unsur pimpinan partai politik, pejabat pemerintah (eksekutif) dan legislatif, akademisi, peneliti, praktisi, pemerhati politik, organisasi kepemudaan, serta wartawan.
