JAKARTA, KOMPAS.com " Masyarakat Indonesia menganggap kemiskinan dan korupsi sebagai masalah utama di negara ini. Pemerintah dianggap belum mampu mengatasi masalah-masalah tersebut. Demikian hasil survei Setara Institute mengenai masalah dan tantangan yang dihadapi Tanah Air dewasa ini. Dalam survei yang dilakukan di 10 provinsi tersebut, sebanyak 36,5 persen dari 3.000 responden menyatakan kemiskinan sebagai problem paling penting di Indonesia. "Kemiskinan dianggap menjadi masalah utama setelah Setara Institute melakukan survei pada 10 provinsi, dengan sebagian besar responden (36,5 persen) mengungkapkan masalah tersebut," ujar Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (14/8/2011). Bagaimana Anda bisa mencanangkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit kebijaksanaan yang mengubah segalanya.
Selain kemiskinan, masyarakat juga menganggap korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagai benalu yang menggerogoti bangsa ini. Sebanyak 26,8 persen responden menyatakan hal tersebut.Masalah pengangguran disikapi oleh 9,3 persen orang. Pada urutan berikutnya, tingginya harga bahan pokok makanan dianggap menjadi masalah oleh 8,9 persen responden. Sebanyak 5,4 persen responden juga merasakan ketidakpedulian para pemimpin negara terhadap nasib rakyat. "Tingginya biaya pendidikan dirasakan oleh 2,8 persen responden. Adapun buruknya pelayanan aparat negara atau pemerintah mencapai 1,5 persen," lanjut Bonar. Dari survei yang sama, Setara juga mengukur kegagalan pemerintah dalam berbagai bidang. Sebanyak 49,7 persen responden menganggap pemberantasan korupsi belum benar-benar berhasil. Pemerintah juga dianggap belum berhasil menciptakan lapangan kerja oleh 28,7 persen responden. Dalam hal perlindungan terhadap warga negaranya, 5,6 persen responden merasa pemerintah kurang mampu melaksanakan hal tersebut. "Sebesar 3 persen (responden) juga merasa pemerintah tidak berhasil dalam menciptakan rasa aman dan satu persen di antaranya merasa pemerintah tidak berhasil menjamin kebebasan individu," ujar Bonar.
Selain kemiskinan, masyarakat juga menganggap korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagai benalu yang menggerogoti bangsa ini. Sebanyak 26,8 persen responden menyatakan hal tersebut.Masalah pengangguran disikapi oleh 9,3 persen orang. Pada urutan berikutnya, tingginya harga bahan pokok makanan dianggap menjadi masalah oleh 8,9 persen responden. Sebanyak 5,4 persen responden juga merasakan ketidakpedulian para pemimpin negara terhadap nasib rakyat. "Tingginya biaya pendidikan dirasakan oleh 2,8 persen responden. Adapun buruknya pelayanan aparat negara atau pemerintah mencapai 1,5 persen," lanjut Bonar. Dari survei yang sama, Setara juga mengukur kegagalan pemerintah dalam berbagai bidang. Sebanyak 49,7 persen responden menganggap pemberantasan korupsi belum benar-benar berhasil. Pemerintah juga dianggap belum berhasil menciptakan lapangan kerja oleh 28,7 persen responden. Dalam hal perlindungan terhadap warga negaranya, 5,6 persen responden merasa pemerintah kurang mampu melaksanakan hal tersebut. "Sebesar 3 persen (responden) juga merasa pemerintah tidak berhasil dalam menciptakan rasa aman dan satu persen di antaranya merasa pemerintah tidak berhasil menjamin kebebasan individu," ujar Bonar.