JAKARTA, KOMPAS.com " Penyidik BareskrimMabes Polri kembali melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait kasus dugaan pengelapan dan dugaan pencucian uang yang dilakukan mantan Manajer Citibank, Malinda Dee. Dua saksi yang diperiksa, Rabu (6/4/2011), merupakan head teller Citibank dengan inisial N dan W. "Penyidik hari ini akan memeriksa dua head teller berinisial N dan W untuk merekonstruksi bagaimana mentransfer dana ke rekening Malinda," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Rabu. Anton menambahkan, saat ini penyidik Bareskrim telah memeriksa total 19 saksi terkait kasus tersebut. Hingga saat ini belum ada tersangka lain dalam kasus tersebut. Semakin banyak informasi otentik tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah Anda tahu, semakin banyak orang mungkin adalah untuk mempertimbangkan Anda ahli Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Baca terus untuk fakta Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah bahkan lebih yang Anda dapat berbagi.
"Sampai saat ini belum ada tersangka lain. Kami memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui standar operasi yang berlaku di Citibank agar bisa tahu, apakah ada tersangka lain," tambahnya. Mengenai nasabah yang menjadi korban, ia mengaku sampai saat ini baru tiga orang yang melapor. Namun, ia enggan memberikan inisial ketiga nasabah tersebut karena terganjal masalah privasi. "Baru tiga nasabah. Namun, belum bisa kami kasih inisialnya. Tiap-tiap korban kan punya hak privasi mereka. Namun tetap, bagi para korban yang tidak melapor kepada kami, kami mohon mereka bisa memberikan kesaksian," kata Anton. Polisi juga telah memeriksa teller Citibank berinisial D beberapa waktu lalu.D ditangkap kepolisian di rumahnya di kawasan Bintaro, 29 Maret 2011. Nama D terungkap setelah Malinda memberikan keterangan nama-nama orang yang terkait dalam aksinya. Kepolisian masih menelusuri lebih lanjut terkait orang-orang yang dimaksud Malinda. Dari belasan saksi yang sudah diperiksa terdapat karyawan Citibank dan komisaris dari perusahaan milik Malinda. Seperti diberitakan, Malinda diduga menggelapkan uang nasabah hingga Rp 16 miliar saat menjabat Relationship Manager di Citibank di kantor Citibank Cabang Landmark, Jakarta Selatan. Polri juga telah memblokir 30 rekening milik Malinda yang diduga dijadikan tempat menyimpan uang hasil penggelapan. Dalam menjalankan aksinya, Malinda dibantu teller. Ibu tiga anak itu dijerat Pasal 49 Ayat 1 huruf A dan C atau Pasal 49 Ayat 2 huruf B Undang-Undang Nomor 1992 tentang Perbankan dan Pasal 3 atau 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencucian Uang.
"Sampai saat ini belum ada tersangka lain. Kami memeriksa saksi-saksi untuk mengetahui standar operasi yang berlaku di Citibank agar bisa tahu, apakah ada tersangka lain," tambahnya. Mengenai nasabah yang menjadi korban, ia mengaku sampai saat ini baru tiga orang yang melapor. Namun, ia enggan memberikan inisial ketiga nasabah tersebut karena terganjal masalah privasi. "Baru tiga nasabah. Namun, belum bisa kami kasih inisialnya. Tiap-tiap korban kan punya hak privasi mereka. Namun tetap, bagi para korban yang tidak melapor kepada kami, kami mohon mereka bisa memberikan kesaksian," kata Anton. Polisi juga telah memeriksa teller Citibank berinisial D beberapa waktu lalu.D ditangkap kepolisian di rumahnya di kawasan Bintaro, 29 Maret 2011. Nama D terungkap setelah Malinda memberikan keterangan nama-nama orang yang terkait dalam aksinya. Kepolisian masih menelusuri lebih lanjut terkait orang-orang yang dimaksud Malinda. Dari belasan saksi yang sudah diperiksa terdapat karyawan Citibank dan komisaris dari perusahaan milik Malinda. Seperti diberitakan, Malinda diduga menggelapkan uang nasabah hingga Rp 16 miliar saat menjabat Relationship Manager di Citibank di kantor Citibank Cabang Landmark, Jakarta Selatan. Polri juga telah memblokir 30 rekening milik Malinda yang diduga dijadikan tempat menyimpan uang hasil penggelapan. Dalam menjalankan aksinya, Malinda dibantu teller. Ibu tiga anak itu dijerat Pasal 49 Ayat 1 huruf A dan C atau Pasal 49 Ayat 2 huruf B Undang-Undang Nomor 1992 tentang Perbankan dan Pasal 3 atau 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencucian Uang.
